Masih ingatkah pertama kali kamu kenal internet?
Waktu masih SMU dulu, kami cuma diajari MS-DOS. Guru-guru belum mengenalkan komputer dengan tampilan grafis seperti komputer yang sekarang banyak dipakai. Selain itu kami juga di ajari LOTUS 1-2-3. Tampilan MS-DOS dan LOTUS 1-2-3 yang hanya berupa layar berlatar hitam dan karakter cukup membuat pusing. Padahal saat itu sudah ada Windows 98. Tapi entah kenapa cuma MS-DOS dan LOTUS 1-2-3 yang diajarkan disekolah. Jadi wajar kalau siswa-siswi yang menuntut ilmu di kecamatan kecil seperti sekolahku belum pernah kenal internet. Kira-kira setelah lulus SMU dan ikut kursus komputer di Jakarta, saat itulah pertama kali aku kenal dengan internet yang dikemudian hari menjadi candu buatku.
Waktu masih SMU dulu, kami cuma diajari MS-DOS. Guru-guru belum mengenalkan komputer dengan tampilan grafis seperti komputer yang sekarang banyak dipakai. Selain itu kami juga di ajari LOTUS 1-2-3. Tampilan MS-DOS dan LOTUS 1-2-3 yang hanya berupa layar berlatar hitam dan karakter cukup membuat pusing. Padahal saat itu sudah ada Windows 98. Tapi entah kenapa cuma MS-DOS dan LOTUS 1-2-3 yang diajarkan disekolah. Jadi wajar kalau siswa-siswi yang menuntut ilmu di kecamatan kecil seperti sekolahku belum pernah kenal internet. Kira-kira setelah lulus SMU dan ikut kursus komputer di Jakarta, saat itulah pertama kali aku kenal dengan internet yang dikemudian hari menjadi candu buatku.
Tampilan MS-DOS
Pengajar kursus hanya mengenalkan internet basic. Waktu itu aku cuma diajari bagaimana cara membuka halaman website, bagaimana cara membuat email, bagaimana chatting menggunakan MIRC. Tapi karena sedikit itulah aku masih ingat situs pertama yang aku buka, plasa.com. Account email pertama ada di telkom.net, tapi sudah lupa username dan passwordnya. Kalaupun ingat pasti juga sudah non-aktif karena bertahun-tahun gak pernah dibuka. Aku juga diajari mencari artikel dari searchindonesia.com. Sedikit sekali informasi yang diberikan. Beruntung salah satu teman kursusku ada yang lebih berpengalaman, dari kawanku inilah aku mulai kenal Google dan Yahoo.
Warnet belum sebanyak sekarang. Belum ada modem 3.5G dan teknologi jaringan nirkabel lainnya. Satu-satunya koneksi internet hanya telkomnet instant. Butuh perjuangan kalau ingin menikmati internet. Harus naik angkutan umum karena tempatnya lumayan jauh, pulangnya harus jalan kaki karena warnet yang sering aku kunjungi ada di jalan searah. Untung mbak-mbak yang jaga warnet lumayan cantik :p
Sebelum kuliah dulu, aku pernah kerja di sebuah indie label dan EO di Jakarta. Ditempat kerjaku itu aku sering nekad nyolong koneksi internet. Tinggal pindahin kabel telpon ke modem, aku bisa browsing sebentar mencari apa saja yang tidak diajakan ditempat kursusku. Tapi aku sedikit heran, kenapa setiap kali buka browser, langsung diarahkan ke Pondok Puteri, salah satu situs porno legendaris di Indonesia. Belakangan aku tahu kalau homepage browser bisa diatur sesuai keinginan.
Sekarang internet ada dimana-mana. Persaingan Internet Service Provider disatu sisi menguntungkan konsumen. Layanan internet semakin murah meskipun koneksinya lambat. Mudah-mudahan Menkominfo menepati salah satu janjinya mewujudkan internet murah dan berkualitas, agar internet bisa dinikmati diseluruh pelosok negeri.
Asal digunakan dengan bijak, internet terbukti sangat mampu mencerdaskan anak bangsa.